Dok. H. Tamsil Sosialisasi di Pasar Piji Dawe
Seputar Metro Kudus, Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten
Kudus periode tahun 2018-2023 rencananya akan digelar tanggal 27 Juni 2018 mendatang.
Masing-masing Calon yang memutuskan untuk ikut serta sebagai kontestan Pemilu
tentunya mulai dari sekarang sudah mempersiapkan diri sebagai calon pemenang pemilu
yang dapat merebut hati rakyat, dipercaya oleh rakyat dan memikirkan rakyat
kabupaten kudus.
Tentunya rakyat tidak berpikir
muluk-muluk berangkat darimanakah sang calon, putera daerahkah atau bukan, yang
ngusung partai atau independent, keturunan darah biru atau merah, dan Jika para
calon diberikan pertanyaan, "apakah mereka ini mau menang atau tidak dalam
pilbup mendatang?" apa jawabannya….. YA PASTILAH MENANG.
Kemenangan yang dimaksud tentu
ketika para calon ini mampu bersaing dan merebut hati rakyat kudus. Lalu
pertanyaan, "bagaimanakah agar bisa merebut hatinya?"
Buat para calon tips berikut ini
mungkin bisa dijadikan pegangan agar dapat meraih sebanyak mungkin dukungan
dari rakyat kudus:
1. Turun Tangan
Untuk
menguji komitmen, integritas, sekaligus media perkenalan diri. Seorang Cabup
dan Wabup Kudus mestinya banyak turun tangan alias terlibat langsung di
tengah-tengah masyarakat. Masyarakat sebagai pemilih (punya hak pilih)
pastinya ingin melihat, mengenal dan mengetahui secara langsung figur (sosok) Cabup
dan Wabup Kudus yang akan dipercayakan nantinya menjadi pemimpin mereka di Kudus.
Bukankah ada istilah "tak kenal maka tak
sayang". Dengan turun tangan langsung kepada masyarakat, maka para Cabup
dan Wabup Kudus ini tentu akan dikenal baik oleh para pemilihnya. Rakyat
(pemilih) saat ini sudah semakin cerdas dan tidak bisa lagi dibodoh-bodohi.
Mereka tak lagi gampang terjebak pada praktik beli kucing dalam karung.
2. Ringan Tangan
Ringan Tangan ini
para calon mudah bersambung tangan yang artinya sebagai sifat dan sikap suka
menolong atau memberikan bantuan, bukan "ringan tangan" suka memukul
atau menempeleng.
Ekspresi Sifat
dan sikap (baca: berjiwa sosial) dari seorang Cabup dan Wabup Kudus kepada
sesama tentunya akan mendapatkan banyak simpatik dari masyarakat dan tentunya akan
lebih memilih Cabup dan Wabup Kudus yang selama ini mereka kenal sebagai sosok
yang suka menolong sesama ketimbang memilih Cabup dan Wabup Kudus yang sama
sekali tidak pernah terdengar sedikit pun memberikan bantuan (pertolongan)
kepada sesama warga.
3. Buah Tangan
Cabup dan Wabup
Kudus yang hendak bertemu masyarakat selaku pemilih pada Pemilu nantinya harus
pintar-pintar memikat hati para calon pemilih. Selama turun tangan sebagaimana
disebutkan pada poin 1 di atas, para Cabup dan Wabup Kudus tidak boleh datang
hanya dengan tangan kosong.
Sebelumnya
harus mempersiapkan pula "Buah Tangan". alias "ole-ole"
hendaknya disiapkan untuk diberikan kepada calon pemilih ketika hendak bertemu
dengan mereka. "Buah Tangan" yang dimaksud biasanya berupa cendera
mata (baju kaos, sarung, kerudung, topi, handuk, sapu tangan, gantungan kunci,
dll). Walaupun itu semua memiliki arti yang kecil dan taksebanding dengan kepercayaan
dari masyarakat kudus.
4. Tangan di atas
Cabup dan wabup
adalah calon bapak atau orang tua sekabupaten kudus yang tentunya orang tua
yang baik adalah yang selalu menjadi contoh akan kemurahan hatinya. Ada
peribahasa yang mengatakan "Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik dari
pada tangan yang di bawah (penerima)"'.
Nah, dalam hal
ini, seorang Cabup dan Wabup Kudus mestinya memposisikan dirinya sebagai
"tangan diatas" atau pemberi. Selaku pemberi, seorang Cabup dan Wabup
Kudus tidak boleh berharap lebih dari pemberiaanya. Dalam artian, pemberian
(bantuan) yang diberikannya harus dengan penuh keikhlasan. Pemberian itu tidak
boleh menimbulkan kesan "ada maunya", butuh balasan, atau pemberian
secara tidak ikhlas.
Walaupun bantuannya
tidak harus berupa materiil bisa support, solusi nasehat ataupun kebijakan
pemerintah melalui peraturan bupati.
5. Jabat Tangan
Jabat tangan
selalu harus diperhatikan oleh para Cabup dan Wabup Kudus. Jabat tangan kepada
simpatisan (pendukung) apa lagi di saat kampanye amat penting artinya.
Jabatan tangan
dari seorang Cabup dan Wabup Kudus menjadi simbol kedekatan dia dengan para
simpatisan (pendukung). Secara tidak langsung, dari aspek psikologi, jabat
tangan seorang Cabup dan Wabup Kudus akan timbul hubungan emosional dengan
orang (simpatisan) yang ditemani berjabat tangan. Hal ini tentu dapat menjadi
media menarik simpatik dari para simpatisan (pendukung).
Dok. H. Tamsil & H. Hartopo Takziyah Alm. B.H. Mansyur di Undaan
6. Kaki Tangan
Sudah menjadi
keharusan bagi seorang Cabup dan Wabup Kudus untuk melakukan sosialisasi kepada
para calon pemilih. Dan hal ini diperlukan dalam upaya memperkenalkan diri
kepada calon pemilih. Hal ini keberadaan Kaki Tangan (semacam Tim Sukses atau
sabet) yang nantinya akan bertugas memperkenalkan atau mensosialisasikan para Cabup
dan Wabup Kudus.
Kaki tangan
dibutuhkan untuk menyebarluaskan kartu nama, kalender, memasang spanduk, baliho
dll. Tanpa bantuan kaki tangan, para Cabup dan Wabup Kudus akan kesulitan dalam
melakukan sosialisasi dan penyampaian visi dan misi kepada masyarakat selaku
calon pemilih.
Ketelitian dalam
tiem ses menjadi peluang kemenangan merebut hati rakyat walaupun seiring sering
didengar adanya tim ses yang curang.
7. Bergandengan Tangan
Bergandengan
tangan alias bahu-membahu atau saling membantu penting kiranya dilakukan oleh
para Cabup dan Wabup Kudus dengan masyarakat warta atau pemberita kudus.
Dengan bekerjasama
memberikan banyak pemberitaan atau sosialisasi kepada hak pilih atau masyarakat
kudus. Hal ini juga dapat memberikan kesan kekompakan tiemses di mata pemilih.
Dengan begitu, pemilih semakin tertarik untuk memilih Cabup dan Wabup Kudus
yang terlihat kompak.
8. Angkat tangan atau berdo’a
"Angkat tangan" dimaksud adalah selalu banyak berdo'a. Para Cabup
dan Wabup Kudus yang ingin memenangkan pertarungan dalam pemilu mendatang harus
banyak berdo'a. Bagaimana pun keras dan banyak nya usaha para Cabup dan Wabup
Kudus. Paling tidak dengan do'a akan menjadi media penting guna memperoleh
rahmat, hidayah, rezki, pun kehendak Allah SWT. Bagaimana pun keyakinan
mengajarkan bahwa tanpa rahmat, hidayah, dan kehendak-Nya mustahil seseorang
akan mampu mencapai cita-cita yang diinginkannya.
Dok. Bersama H. Tamsil, H. Hartopo & Rakyat Kudus








0 komentar :